Senin, 30 April 2012

Cinta & Harapan


by nurani
Dari karim di Sul-Sel
Assalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Pendengar Nurani yang budiman
Aku adalah seorang pria yang terlahir dari sebuah keluarga yang pas-pasan, dalam keseharianku, orang-orang  akrab menyapaku dengan nama ‘Karim’, aku adalah anak bungsu dari 2 bersaudara, kakakku adalah seorang muslimah  bernama salamah..meskipun hidup dengan ekonomi yang pas-pasan tapi kedua orang tuaku selalu memberikan yang terbaik buat kami anak-anaknya, mulai dari fasilitas hingga pendidikan yang layak untuk kami. Usiaku sendiri terpaut sangat jauh dengan  kakakku salamah, diantara kami terdapat perbedaan usia yang sangat jauh yakni 12 tahunan, entah apa motifasi orang tuaku sehingga kehadiran anak-anaknya ditengah kehidupan mereka begitu jauh pautan & perbedaannya, tapi Alhamdulillah aku sendiri merasa tidak kurang kasih saying dari mereka termasuk dari kakakku…
Pendengar Nurani yang baik
Sebelum memamuski polemic hidupku.., aku ingin mengilas balik sedikit perjalanan masa kecilku dan perjalanan singkat dari kakakku salamah yang seorang aktifis dakwah dikampusnya, dan semua ini aku kisahkan disini bukan semata-mata meng-ghibah kakakku atas sikapnya dulu selama menjadi aktifis muslimah, tapi semua ini kukisahkan dengan harapan agar bias menjadi ibroh buat pendengar sekalian, dan tulisanku tentang kehidupan singkat kakakku ini juga sudah atas persetujuan beliau….
Pendengar Nurani yang budiman
Terlahir sebagai anak tertua, membuat kakaku hidup digelimangi kasih saying dari papa dan mama bak seorang putri raja, semua yang diinginkannya harus terpenuhi, dan sikap memanjakan yang berlebihan dari mama dan papa kala itu membuat kakakku menjadi pribadi yang keras, dan selalu mengandalkan orang tua dalam segala hal.., mama dan papa juga seolah tidak memiliki kekuatan untuk menolak keinginan kakakku kala itu, sehingga mereka terkesan lemah dihadapan kakakku, tetapi kerasnya sikap kakakku saat itu hanya sebatas pada keinginan dan kemanjaan dari seorang anak terhadap orang tuanya semata yang oleh kedua orang tuaku masih mereka maklumi. Semula hamper semua orang mengira bahwa kakakku dewasanya akan menjadi gadis yang susah diatur dan manja seperti prilakunya dimasa kecil dulu, tetapi sebuah kesyukuran tersendiri buat keluarga bahwa ternyata kakakku mampu membawa dirinya pada sebuah kehidupan yang lebih terarah, sebagai seorang mahasiswi yang terbilang vocal, kakakku memilih menambatkan hatinya pada sebuah organisasi islam dikampus, bukan saja sebagai anggota biasa, tetapi kakakku juga menjadi seorang aktifis tulen yang selalu menajdi panutan dikalangan mahasiswi muslimah lainnya, sebab karakter kakaku yang tegas dan disiplin dalam organisasi begitu membuatnya terlihat lebih menonjol dari muslimah lainnya, sehingga suatu hari seluruh keluarga besarku menerima kejutan besar dari kakakku salamah, yah.., sebuah kejuatan yang begitu besar bagi keluarga saat dia memilih mengenakan busana muslimah yang syar’I lengkap dengan cadarnya, padahal kakaku sebelumnya hanya menggunakan busana muslimah sederhana dengan jilbab segitiga sepinggang…, aku ingat betul reaksi keluagraku saat itu, terutama papa.., beliau begita marah dan kecewa mendapati perubahan drastis dalam diri kakakku, sebenarnya yang kuketahui dari mama, bahwa sebenarnya papa tidak melarang atau mengintervensi kakakku dalam memilih aktif dalam ormas islam dan menjadi aktifis tulen dengan segudang aktifitasnya, yang papa inginkan saat itu adalah bahwa kakakku tampil dengan busana muslimah biasa yg dulunya dia kenakan, sebab besar harapan papa untuk menjadikan kakakku pegawai negeri sipil atau pekerja kantoran yang kelak bias menjadi tulang punggung keluarga setelah papa dan mama memasuki masa tuanya..tapi sikap kerasnya kakakku tak bias diditentang oleh kedua orang tuaku, sehingga membuat mereka berusaha memahami kemauan putri tersayangnya itu, sejujurnya menyaksikan semua itu aku juga sedikit kesal pada kakakku, sebab dia tidak bias menghadirkan ketentraman bagi mama dan papa sebagai bentuk dakwah fardiyahnya, apalagi masalah sikap dan karakternya sepulang dari kampus, begitu sangat bertolak belakang dengan sikapnya ditengah ummat dan komunitasnya, mulai dari pakaiannya yang tidak pernah dicuci sendiri, mamalah yang selalu mencucikan pakaiannya, begitu juga dengan tugas-tugas rumahan wanita pada umumnya, kakakku sama sekali tidak pernah menyentuh dapur untuk membantu mama, baik mencuci piring, menyapu rumah atau memasak, yaa..kecuali pada saat-saat dia lapar dan hendak mencari makanan barulah dia terlihat berada didapur…, pernah kudengar mama dan papa membicarakan masalah kebiasaan kakakku yang tidak pernah berubah dari dulu, padahal semula mereka menaru harapan besar bahwa begitu beragbungnya kakakku pada komunitas muslimah yang selalu mengurus agama dan ummat maka akan member angin segar buat mereka, paling gak pada hal-hal yang sifatnya sederhana, seperti mulai mandiri dalam bersikap dan bertingkah laku dirumah. Beginilah penggalan percakapan mama dan papa yang hingga hari ini belum hilang dari benakku :
“Pa.., mama tuh khawatir bangat dengan putri kita, sampai sedewasa ini, belum pernah mama lihat dia tumbuh menjadi gadis yang mandiri, bagaimana tidak.., pakaiannya mama yang nyuciin, makanannya mama yg harus siapin, bahkan menyapu saja yang paling ringan sekalipun tidak pernah dia lakukan.., mama khawatir…, bagaimana bila dia menikah nanti, sementara Allah hanya memberinya jodoh lelaki dengan penghasilan pas-pasan dan tidak bias menyewa pembantu rumah tangga…”ujar mamaku dengan kecemasannya.
“iya ma.., papa juga jujur cemas memikirkan hal ini, sebenarnya sih papa sedikit lega melihat dia merubah sikapnya diluar.., mulai mengatur hidupnya sendiri dan mulai bergabung dengan organisasi dakwah…, tapi ternyata semua itu tidak bias memberikan angin segar buat kita sebagai orang tuanya, padahal sudah berbusana muslimah yang baik.., bercadar lagi…hmmm…apa semua aktifis dakwah begitu ya ma.., yang kerjanya hanya bias mendakwahi orang namun tidak bias mendakwahi diri sendiri…, semoga saja anak kita si karim tidak akan mendapatkan istri bercadar dan aktifis seperti kakakknya ya ma..” sela papaku menimpali..
“Amin..iya pak.., semoga saja anak kita tidak menikah dengan gadis bercadar nanti pak.., amit-amit deh.., bias-bisa mama akan dijadikan sebagai pembantunya lagi…” ujar mamaku mengamini doa dari papaku…
Pendengar Nurani yang budiman
Berdetak kencang dadaku saat mendengar dialog mama dan papa saat itu, karena mereka telah mendoakan aku dengan doa yang tidak semestinya mereka sampaikan..tapi sebagai anak yang belum terlalu faham tentang masalah pernikahan aku hanya membiarkan peristiwa itu terjadi tanpa memprotes pada kedua orang tuaku…, waktu terus bergulir hingga suatu hari ada pria muslim yang dating kerumah menemui orang tuaku dan bermaksud meminang kakakku untuk dijadikan pendamping hidupnya dan penyempurna ½ dari agamanya, kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri saat itu bahwa papapku begitu menginterogasi pria muslim yang hendak meminang kakakku itu, dan hal pertama yang beliau pertanyakan adalah ekonomi dari sang pria itu dan kemampuannya membahagiakan kakakku setelah menikah nanti, kudengar pria itu menjawab bahwa dia hanya terlahir dari keluarga sederhana dan memberi harapan pada orang tuaku bahwa insya Allah dia akan berusaha membahagiakan kakakku kelak setelah menjadi istrinya.., mendengar jawaban pria itu papaku menarik nafas panjang lalu berujar dengan tegas kepada sang pria, dengan sebelumnya meminta maaf karena lamaran dari pria itu ditolak olah papa…, papaku juga member pertimbangan kepada sang pria tentang kondisi kakakku yang belum memiliki modal untuk membahagiakan suaminya kelak karena hingga usianya yang sudah layak berkeluarga kakakku masih belum punya keahlian bekerja sebagai ibu rumah tangga, dengan terang-terangan tanpa menyembunyikan kebiasaan kakakku selama dirumah, papa dengan polosnya menjelaskan bahwa kakakku tidak bias mencuci pakaian, tidak pandai memasak, tidak bias mencuci piring, tidak punya keahlian menyetrika pakaian bahkan tidak tahu menyapu lantai…aku begitu tercengang saat mendengar semua kepolosan bapak menjelaskan tentang siapa kakakku sebenarnya, semula aku sempat emosi mendengarnya sebab merasa bahwa tidak sedikitpun papa memberikan pembelaan atau pujian pada putrinya, hingga akhirnya emosi itu mereda saat mendengar penjelasannya kepada pria itu bahwa kejujuran papaku saat itu disebabkan beliau tidak ingin ada penyesalan dibelakang hari pada diri pria muslim itu setelah terjadi akad nikah diantara mereka. Kulihat dari balik pintu rumah, pria muslim itu tak memberi komentar balik atas kejujuran papaku saat itu selain mengiyakan dan memilih untuk mundur dari pinangan itu, meskipun sedih dengan batalnya kakakku dipinang pria muslim itu, tapi jauh dilubuk hatiku terbesit rasa lega dengan kejujuran papaku saat itu, sebab apa jadinya rumah tangga kakakku  nanti bila dia tidak mampu memberikan pelayanan yang baik untuk keluarganya, sementara suaminya sendiri tak mampu membayar pembantu dirumahnya
Pendengar nurani yang budiman
Dua kali kakakku pernah dilamar oleh pria muslim, tapi lagi-lagi harus gagal dan berakhir dengan pengunduran diri mereka dari niat suci itu saat mendengar presentasi langsung dari papapku, tapi anehnya kakakku seolah tidak mampu menganalisa mengapa 2kali lamaran untuk dirinya itu harus gagal, padahala masalahnya hanya sedikit saja, yah, andai saja dia mau belajar untuk menjadi wanita seutuhnya dengan mempelajari hal-hal yang menjadi modal baginya kelak bila diperisitri oleh seorang pria maka mungkin kegagalan dalam pelamaran itu tidak mesti terjadi..yang kusaksikan dia justru semakin asyik dengan dunianya mengrus ummat lewat media dakwah yang menaunginya. Hingga akhirnya begitu selasai kuliahnya dan kakakku berhasil menamatkan S1 Ekonominya, akhirnya papa menikahkannya dengan mas anto, pria muda yang memiliki usaha rental mobil dan Percetakan, mas anto juga masih memiliki ikatan keluarga dengan papaku dan kakakku tidak bias berkutik dengan keputusan papa saat itu, sebab saat keputusan itu diambil oleh papa, jelas sekali kulihat bahwa inilah kali pertama papa tegas dan tidak meminta pertimbangan sedikitpun pada kakakku mengenai keputusannya, dan akupun menyaksikan bahwa inilah kali pertama kakakku tidak berani membantah keputusan papa, dengan bergulirnya waktu akhirnya kakakku resmi diperistri oleh mas anto dan diboyong kerumahnya.
Pendengar Nurani yang baik
Waktu terus berganti sesuai ketetapan ilahi, sementara aku telah tumbuh menjadi pria dewasa, diusiaku yang memasuki 23 tahun aku diperkenalkan oleh sahabat SMAku tenatang sebuah system belajar islam yang syar’I melalui sebuah organisasi islam yang telah eksis dalam dakwahnya bertahun-tahun, dari situlah aku memulai pertama kalinya karirku sebagai Pegawai Negeri Allah, belajar ilmu syar’I dan kemudian berusaha mengamalkannya dan mengajarkannya pada yang lainnya, dan hingga hari ini tak terasa 4 tahun sudah aku telah eksis mengikuti pembinaan islam intesif  diorganisasi itu. Alhamdulillah Allah masih memberiku semangat dan ghiroh yang luar biasa untuk menuntut ilmu syar’I dan istiqamah dijalannya, kebahagiaan lain yang kurasakan juga adalah akupun telah berhasil menyandang gelar S.Pd tahun 2010 kemarin, lalu kemudian surat lamaranku berhasil mengalahkan berkas-berkas pelamar lain dan aku resmi diterima menjadi salah satu karyawan diperusahaan swasta yang ada didaerahku. Lengkap sudah kebahagiaanku saat itu, hingga kuputuskan untuk segera menyempurnakan ½ dari agamaku, aku ingin segera mengakhiri masa lajangku diusiaku yang memasuki 27 tahun, dan niat itu sudah aku sampaikan pada usatd pembimbingku, beliau begitu merespon positif niat baik itu dan berjanji akan mencarikan muslimah terbaik untukku, terharu aku melihat begitu besarnya perhatian ustadz pembimbingku padaku, beliau ternyata tidak hanya membekali mutarobbinya dengan ilmu syar’I, tetapi beliau juga memilihkan muslimah-muslimah pilihan buat para mutarobbinya sehingga bias saling mengingatkan setelah diikat oleh ikatan suci pernikahan kelak, dan itu juga berlaku untukku, subhanallah…
Pendengar nurani yang baik
Suatu hari aku ingat betul hari itu hari selasa sekitar pukul 09.00 pagi, kujadikan moment itu untuk menyampaikan niat tulusku untuk menikah itu pada papa, dengan harapan papa mau mengerti aku dan mau mendukung niat tulusku, saat obrolan itu berlangsung, dan disaat kuutarakan niatku untuk segera menikah karena sudah merasa mapan, kulihat wajah papaku terlihat berbinar, sepertinya beliau merespon keinginannku itu, bahkan saking senangnya mendengar niat baikku itu, papa beranjak kedapur dan memanggil mama untuk membicarakan serius masalahku saat itu, Alhamdulillah kulihat juga mama begitu gembira mendengarkan penjelasan papa mengenai keinginanku untuk menikah, sepertinya mama dan papa memang ingin segera melihatku berkeluarga, mengingat usiaku telah mapan untuk segera berkeluarga, akan tetapi keceriaan diwajah mama dan papa saat itu berangsur hilang dan berganti kemarahan saat kujelaskan bahwa insya Allah calon istriku adalah seorang muslimah bercadar..
“Apa..?, calon istrimu gadis bercadar..?, tidak..papa tidak setuju kau menikah dengan gadis bercadar karim..papa tidak setuju, titik..!!” ujar papa dengan kemarahannya
"Papa..izinkan aku menikah dengan wanita pilihanku.., dia gadis baik-baik pak..insya Allah sholehah.., meskipun dia gadis bercadar tapi masih jauh lebih baik dari wanita biasa pak..tolong restui aku.." ujar karim kepada bapaknya sambil memelas..
“apa..??!!, Restu..???!!, karim…apa kamu tega menjadikan mamamu pembantu sepanjang usianya..?, atau kamu lupa kalau kemarin kakakmu juga bercadar dan seorang aktifis dakwah katanya namun tidak bias berbuat apa-apa dirumah..??, dan kau mau mendatangkan seorang ratu dan penguasa baru dirumah ini, yang nanti  bisanya hanya dakwah.., dakwah dan dakwah tanpa mampu memberikan pelayanan pada keluarganya dan harus mengorbankan mamamu lagi seperti kakakmu kemarin karena tidak punya kepandaian memasak, mencuci baju, menyetrika…??, tidak…, tidak karim..!!, papa tidak ridho dengan semua ini…dan sampai kapanpun papa tidak akan merestui niatmu itu…”ujar papa lagi dengan nada suaranya yang semakin keras.
“Astagfirullah..nyebut pa..nyebut…, papa jangan menghakimi semua gadis bercadar berprilaku seperti kak salamah dong..belum tentu semua mereka seperti itu pa.. dan mungkin diantara ribuan gadis bercadar didunia ini hanya bias dihitung dengan jari saja orang yg memiliki kesamaan karakter dengan kakak dulu, papa hanya melihat mereka dari satu sisi saja, papa belum melihat kelebihan-kelebihan mereka…, saya mohon pa..
Jangan  terlalu menghukumi semua gadis bercadar itu seperti kak salamah…” ujarku kembali dengan nada memelas dhadapan papaku.
“Akkkkkkkhhh, pokoknya papa tidak setuju dengan niatmu itu, kau itu anak lelaki..seharusnya member kedamaian buat orang tuamu, apalagi mengahdirkan penghuni baru dirumah ini, kasihan mamamu.., bias-bisa usianya habis hanya mengurus kita semua padahal kalian sudah besar dan telah berkeluarga, kamu fikirkan matang-matang semua ini, sebelum segalanya terlanjur terjadi, jangan sampai kau menyesal dibelakang hari….camkan itu nak…” jawab papa menimpali ucapanku
“Papa…, aku mohon sama papa.., jangan hanya menilai gadis-gadis bercadar itu dari satu sisi saja, tidak semua mereka seperti kakak…, bahkan banyak kelebihan yang dimiliki mereka yang tidak dimiliki wanita-wanita biasa pak, karim mohon sama papa, berikan restu papa untuk karim..insya Allah dengan pernikahan ini karim akan membuktikan bahwa istri karim jauh lebih baik dari gadis-gadis bercadar yang ada dalam benak papa..izinkan karim membuktikan pada papa bahwa tidak semua gadis bercadar  itu pemalas seperti kak salamah..aku mohon pa…izinkan karim membuktikannya…” ujarku lagi pada papa, yang akhirnya membuat papa terdiam, aku tak tahu apa makna dari diamnya papa saat itu
Pendengar Nurani yang baik
Hingga saat ini belum ada sinyal lampu hijau dari kedua orang tuaku untuk mrestui niatku menikahi gadis bercadar pilihan usadz pembimbingku…, aku juga sudah sampaikan hal ini pada ustadzku dengan harapan agar beliau ikut memberikan solusi dari masalah ini, paling tidak beliau akan berinisiatif untuk bertemu dengan orang tuaku hingga hati mereka akan luluh dan merestui pernikahanku kelak…, amin
Wassalam

ayah,,,ibu....inilah CaraQ MenCINTAImu...!




Duhai, betapa indahnya jika kita bisa membahagiakan orang tua kita. Orang tua yang telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Orang tua yang telah mendidik dan merawat kita sedari kecil. Orang tua yang telah mengerahkan segala yang mereka punya demi kebahagiaan kita, anak-anaknya. Terima kasihku yang tak terhingga untukmu wahai Ayah Ibu.


Allah berfirman, yang artinya, “Dan Rabbmu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya.” (Qs. Al Israa’ 23)

Alangkah bahagianya seorang anak yang bisa menjalankan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan mendapatkan dukungan dari orangtuanya.

Akan tetapi, bagaimana jika orang tua melarang kita melakukan kebaikan berupa ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya? Keistiqomahan kita, bahkan bagaikan api yang menyulut kemarahan mereka.

Di antara mereka bahkan ada yang menyuruh pada perbuatan yang dilarang Allah? Bagaimanakah seharusnya sikap kita?

Jika teringat kewajiban kita untuk berbakti pada mereka, terlebih teringat besarnya jasa mereka, berat hati ini untuk mengecewakan mereka. Sungguh hati ini tak tega bila sampai ada perbuatan kita yang menjadikan mereka bermuram durja.

Kaidah Birrul Walidain

Saudariku, durhaka atau tidaknya seorang anak tetaplah harus dipandang dari kacamata syariat. Tak semua anak yang melanggar perintah orang tua dikatakan anak durhaka. Karena ketaatan pada orang tua tidak bersifat mutlak. Tidak sebagaimana ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya yang sifatnya mutlak.

Ada beberapa hal yang sering dianggap sebagai kedurhakaan pada orang tua, padahal sebenarnya bukan. Antara lain:

1. Anak menolak perintah orangtua yang melanggar syariat Islam

Pada asalnya, seorang anak wajib taat pada orangtuanya. Akan tetapi jika yang diperintahkan orang tua melanggar syariat, maka anak tidak boleh mentaatinya. Yaitu jika orang tua memerintahkan anak melakukan kesyirikan, bid’ah dan maksiat. Contoh konkritnya: orang tua memerintahkan anak memakai jimat, orang tua menyuruh ngalap berkah pada kyai A, orang tua menyuruh anak berjabat tangan dengan lelaki bukan mahrom, dll. Maka, saat sang anak menolak hal tersebut tidaklah dikatakan durhaka. Bahkan ini termasuk bakti kepada orang tua karena mencegah mereka dari perbuatan haram.

Allah berfirman yang artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Qs. Luqman: 15)

Namun, seorang anak hendaknya tetap menggunakan adab dan perkataan yang baik. Dan terus mempergauli dan mendakwahi mereka dengan baik pula.

2. Anak tidak patuh atas larangan orangtua menjalankan syariat Islam

Tidak disebut durhaka anak yang tidak patuh saat orangtuanya melarang sang anak menjalankan syariat Islam, padahal di saat itu orang tua sedang tak membutuhkannya (misal karena orang tua sedang sakit atau saat keadaan darurat). Contoh konkritnya: melarang anaknya shalat jama’ah, memakai jilbab, berjenggot, menuntut ilmu syar’i, dll.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah wajib mentaati makhluk yang memerintah agar maksiat kepada Allah.” (HR. Ahmad). Dan di dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan pula bahwasanya ketaatan hanya dilakukan dalam perkara yang baik. Maka janganlah engkau melakukan perkara yang haram dengan alasan ingin berbakti pada orang tuamu. Tidak wajib bagimu taat pada mereka dalam bermaksiat pada Allah.

3. Orang tua yang marah atas keistiqomahan dan nasihat anaknya

Seorang anak wajib menasihati orang tuanya saat mereka melanggar syariat Islam. Apabila orang tua sakit hati dan marah, padahal sang anak telah menggunakan adab yang baik dan perkataan yang lembut, maka hal ini tidak termasuk durhaka pada orang tua.

Saat gundah menyapamu, …
Bagaimana ini, aku telah membuat orang tuaku marah? Padahal bukankah keridhaan Allah bergantung pada keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan Allah, bergantung pada kemurkaan kedua orang tua (HR. Tirmidzi)?
Saudariku, marahnya orang tua atas keistiqomahan dan nasihat anak, tidaklah termasuk dalam hadits di atas. Hadits di atas tidak berlaku secara mutlak, kita tetap harus melihat kaidah birrul walidain.

Ingatlah saat Nabi Ibrahim menasihati ayahnya, “Wahai ayahku, janganlah kamu menyembah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu durhaka kepada Allah Yang Maha Pemurah.” (Qs. Maryam: 44). Orang tua yang menolak kebenaran Islam kemudian mendapat nasihat dari anaknya, kemungkinan besar akan marah. Tapi sang anak tetap tidak dikatakan durhaka.

Saudariku, bila orangtuamu marah atas keistiqomahanmu, maka ingatkan dirimu dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa yang membuat Allah murka karena ingin memperoleh ridha manusia, maka Allah akan murka padanya dan Allah menjadikan orang yang ingin ia peroleh ridhanya dengan membuat Allah murka itu akan murka padanya. Dan siapa yang membuat Allah ridha sekalipun manusia murka padanya, maka Allah akan ridha padanya dan Allah menjadikan orang yang memurkainya dalam meraih ridha Allah itu akan ridha pula padanya, sampai-sampai Allah akan menghiasi si hamba dan menghiasi ucapan dan amalannya di mata orang yang semula murka tersebut.” (HR. Ath Thabrani)

Subhanallah. Perhatikanlah hadits di atas! Ketika engkau menaati orang tuamu dalam bermaksiat pada Allah, agar orang tuamu ridha. Sedangkan sebenarnya Allah Murka padamu. Maka, bisa jadi Allah justru akan membuat orang tuamu tetap murka pula kepadamu. Meski engkau telah menuruti keinginan mereka.
Dan sadarkah engkau, saat engkau menuruti mereka dalam perbuatan maksiat pada Allah, maka sejatinya perintah mereka akan terus berlanjut. Tidakkah engkau khawatir Allah akan murka pada orangtuamu disebabkan mereka terus memerintahkanmu bermaksiat kepada-Nya.

Saudariku, bukankah hati kedua orang tuamu berada di genggaman Allah. Maka, yang terpenting bagimu adalah berusahalah meraih ridha Allah dengan keshalihan dan keistiqomahanmu. Semoga dengan demikian Allah Ridha padamu. Semoga Allah menghiasi ucapan dan amalan kita sehingga orang tua kita pun -bi idznillah- akhirnya ridha kepada kita.

Akhlaq Mulia, Penarik Hati yang Banyak Dilalaikan

Ustadz Abdullah Zaen, Lc dalam bukunya 14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah berkata, “Kerenggangan antara orangtua dan anak itu seringkali terjadi akibat ‘benturan-benturan’ yang terjadi dampak dari orang tua yang masih awam memaksa si anak untuk menjalani beberapa ritual yang berbau syirik, sedangkan si anak berpegang teguh dengan kebenaran yang telah ia yakini. Akhirnya yang terjadi adalah kerenggangan di antara penghuni rumah tersebut. Hal itu semakin diperparah ketika si anak kurang bisa mencairkan suasana dengan mengimbangi kesenjangan tersebut dengan melakukan hal-hal yang bisa membahagiakan orangtuanya. Padahal betapa banyak hati orang tua -bi idznillah- yang luluh untuk menerima kebenaran yang dibawa si anak bukan karena pintarnya anak beragumentasi, namun karena terkesannya sang orang tua dengan akhlak dan budi pekerti anaknya yang semakin mulia setelah dia ngaji!! Penjelasan ini sama sekali tidak mengecilkan urgensi argumentasi yang kuat, namun alangkah indahnya jika seorang muslim apalagi seorang salafi bisa memadukan antara argumentasi yang kuat dengan akhlak yang mulia!.”

Maka, akhlaq yang mulia adalah jalan terdekat menuju luluhnya hati orangtua. Anak adalah mutiara hati orang tua. Saat mutiara itu bersinar, hati orang tua mana yang tidak menjadi terang.

Percaya atau tidak. Kedekatanmu kepada mereka, perhatianmu, kelembutanmu, bahkan hanya sekedar wajah cerah dan senyummu di hadapan mereka adalah bagaikan sinar mentari yang menghangatkan hati mereka.

Sayangnya, banyak dari kita yang justru melalaikan hal ini. Kita terlalu sibuk dengan tuntutan kita karena selama ini orangtua-lah yang banyak menuruti keinginan kita. Seakan-akan hanya orangtua-lah yang wajib berlaku baik pada kita, sedang kita tidak wajib berbuat baik pada mereka. Padahal, kitalah sebagai anak yang seharusnya lebih banyak mempergauli mereka dengan baik.

Kita pun terlalu sibuk dengan dunia kita. Juga sibuk dengan teman-teman kita. Padahal orang tua hanya butuh sedikit perhatian kita. Kenapakah kita begitu pelit mengirimkan satu sms saja untuk menanyakan kabar mereka tiap hari? Sedangkan berpuluh-puluh SMS kita kirimkan untuk sekadar bercanda ria dengan teman kita.

Kemudian, beratkah bagi kita untuk menyenangkan mereka dengan hadiah? Janganlah engkau remehkan meski sekedar membawa pulang oleh-oleh seplastik singkong goreng kesukaan ayah atau sebungkus siomay favorit ibu. Harganya memang tak seberapa, tapi hadiah-hadiah kecil yang menunjukkan bahwa kita tahu apa kesukaan mereka, apa yang mereka tak suka, dan apa yang mereka butuhkan, jauh lebih berharga karena lebih menunjukkan besarnya perhatian kita.

Dakwahku, Bukti Cintaku Kepada Ayah Ibu…

Hakikat kecintaan kita terhadap seseorang adalah menginginkan kebaikan bagi dirinya, sebagaimana kita menginginkan kebaikan bagi diri kita sendiri. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak akan sempurna keimanan salah seorang di antara kalian, sehingga dia mencintai bagi saudaranya sebagaimana dia mencintai bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, wujud kecintaan kita kepada orangtua kita adalah mengusahakan kebaikan bagi mereka.
Tahukah engkau kebaikan apa yang dimaksud?

Seorang ayah telah berbuat baik kepada anaknya dengan pendidikan dan nafkah yang diberikan. Sedangkan ibunya telah merawat dan melayani kebutuhan anak-anaknya. Maka sudah semestinya anaknya membalas kebaikan tersebut. Dan sebaik-baik kebaikan adalah mengajak mereka kepada kebahagiaan dan menyelamatkan mereka dari api neraka. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu.” (Qs. At Tahrim 6)

Saudariku, jika engkau benar-benar mencintai orangtuamu, maka jadikanlah dakwahmu sebagai bakti terindahmu kepada mereka. Ingatlah lagi mengenai dakwah Nabi Ibrahim kepada orangtuanya. Bakti pada orang tua sama sekali tidak menghalangi kita untuk berdakwah pada mereka. Justru karena rasa cintalah, yang membuat kita menasihati mereka. Jika bukan kita, maka siapakah lagi yang akan mendakwahi mereka?

Apakah harus dengan mengajak mereka mengikuti kajian? Jika bisa, alhamdulillah. Jika tidak, maka sesungguhnya ada banyak cara yang bisa engkau tempuh agar mereka bisa mengetahui ilmu syar’i dan mengamalkannya.

Jadilah engkau seorang yang telaten dan tidak mudah menyerah dalam berdakwah kepada orang tuamu.
Ingatlah ketika engkau kecil. Ketika engkau hanya bisa tidur dan menangis. Orangtuamulah yang mengajarimu, mengurusmu, memberimu makan, membersihkanmu dan memenuhi kebutuhanmu. Ketika engkau mulai merangkak, kemudian berdiri, dengan sabar orangtuamu memegang tanganmu dan melatihmu. Dan betapa senangnya hati orangtuamu melihat langkah kaki pertamamu. Bertambah kesenangan mereka ketika engkau berjalan meski dengan tertatih-tatih. Saat engkau telah bisa berlari-lari, pandangan orangtuamu pun tak lepas darimu. Menjagamu dari melangkah ke tempat yang berbahaya bagimu.

Ketika engkau mulai merasa letih berdakwah, ingatlah bahwasanya orangtuamu telah membesarkanmu, merawatmu, mendidikmu bertahun-tahun tanpa kenal lelah.

Ya. Bertahun-tahun mereka mendidikmu, bersabar atas kenakalanmu… Maka mengapakah engkau begitu mudahnya menyerah dalam berdakwah kepada mereka? Bukankah kewajiban kita hanyalah menyampaikan, sedangkan Allah-lah Yang Maha Pemberi Hidayah. Maka teruslah berdakwah hingga datang waktunya Allah Membuka hati kedua orangtua kita.

Landasi Semuanya Dengan Ilmu

Seorang anak dengan sedikit ilmu, maka bisa jadi ia akan bersikap lemah dan mudah futur (putus asa) saat menghadapi rintangan dari orangtuanya yang sudah banyak makan garam kehidupan. Bahkan, ia tidak bisa berdakwah pada orang tuanya. Sedangkan seorang anak yang ilmunya belum matang, bisa jadi ia bersikap terlalu keras. Sehingga orangtuanya justru makin antipati dengan dakwah anaknya.

Maka, bekalilah dirimu dengan ilmu berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah berdasarkan pemahaman yang benar, yaitu pemahaman salafush shalih. Karena dengan ilmulah seorang mampu bersikap bijak, yaitu mampu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.

Dengan ilmulah kita mengetahui hukum dari permasalahan yang kita hadapi dan bagaimana solusinya menurut syariat. Dengan ilmulah kita mengetahui, pada perkara apa saja kita harus menaati orang tua. Pada perkara apa sebaiknya kita bersikap lembut. Dan pada perkara apakah kita harus teguh layaknya batu karang yang tetap berdiri tegak meski berkali-kali dihempas ombak. Dan yang tidak kalah pentingnya kita bisa berdakwah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.

Maka tidak benar jika saat terjadi benturan sang anak justru berputus asa dan tidak lagi menuntut ilmu syar’i. Padahal dia justru sangat butuh pada ilmu tersebut agar dapat menyelesaikan permasalahannya. Saat terjadi konflik dengan orang tua sehingga engkau kesulitan mendatangi majelis ilmu, usahakanlah tetap menuntut ilmu meski hanya sekedar membaca buku, mendengar rekaman kajian atau bertanya kepada ustadz. Dan segeralah kembali ke majelis ta’lim begitu ada kesempatan. Jangan lupa! Niatkanlah ilmu yang kau cari itu untuk menghilangkan kebodohan pada dirimu dan orang lain, terutama orangtuamu. Karena merekalah kerabat yang paling berhak atas dakwah kita.

Karena itu, wahai saudariku…
Istiqomahlah!
Dan bingkailah keteguhanmu dengan ilmu dan amal shalih
Hiasilah dirimu di depan orangtuamu dengan akhlaq yang mulia
Tegar dan sabarlah!
Tegarlah dalam menghadapi rintangan yang datang dari orangtuamu.
Dan sabarlah dalam berdakwah kepada orang tuamu
Tetap istiqomah dan berdakwah. Sambil terus mendoakan ayah dan ibu
Hingga saat datangnya pertolongan Allah…
Yaitu saat hati mereka disinari petunjuk dari Allah
insyaa Allah

Teriring cinta untuk ibu dan bapak…
Semoga Allah Mengumpulkan kita di surga Firdaus-Nya. Amiin.

Maraaji’:
Durhaka kepada orang Tua oleh ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, majalah Al Furqon edisi 2 Tahun IV
14 Contoh Praktek Hikmah Dalam Berdakwah, Ustadz Abdullah Zaen, Lc.
Kajian Bahjah Qulub Al Abror oleh ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar, tanggal 4 November 2007

***

Artikel www.muslimah.or.id

Kamis, 05 April 2012

bisnis Afiliasi menggiurkan!!!

Program afiliasi ini terbuka bagi siapa saja, cukup mendaftarkan diri sebagai member dan aktivasi pada menu Afiliasi maka Anda pun siap memanfaatkan internet untuk mencari uang. Penawaran menarik ini dirancang agar Anda mudah mendapatkan pelanggan karena mempromosikan perusahaan yang legal dan terpercaya.

Setiap member Affiliate akan memperoleh link unik yang dapat dipasang di blog, website, email, iklan, dll. Apabila link tersebut diklik oleh seseorang maka mereka akan dibawa ke website kami. Komputer mereka akan menyimpan identitas Anda (cookies), sehingga transaksi yang terjadi akan dicatat oleh sistem kami sebagai hasil penjualan Anda dan komisi menjadi milik Anda meskipun Anda tidak pernah kenal mereka sekalipun. Jadi, promosi / menjual (marketing) kini tidak lagi harus bertatap muka dengan pelanggan dan tidak harus bisa presentasi atau berbicara dengan lancar.

Segera referensikan seseorang ke website kami melalui link referral unik Anda. Promosikan URL link afiliasi Anda seluas-luasnya dan dapatkan penghasilan tambahan dari tiap pelanggan yang Anda referensikan. Daripada memperbesar anggaran iklan marketing, lebih baik kami memberikan komisi yang cukup besar kepada Anda yang telah berhasil mereferensikan pelanggan kepada kami, bukan?

Kami menyediakan fasilitas bagi setiap member affiliate untuk monitor perkembangan penjualan & statistik secara real-time. Dengan login ke Member Area, Anda dapat melihat:
- Jumlah pengunjung melalui link affiliate Anda
- Jumlah saldo komisi dan penarikan komisi ke rekening bank Anda
- Mendapatkan link affiliate unik dan banner

Berapa besar komisi yang diperoleh?
Komisi yang kami berikan cukup besar mengingat pembayaran diberikan apabila produk benar-benar terjual. Untuk produk desain website, besar komisi hingga 20%. Wow.
Kami menawarkan variasi produk untuk pelanggan melalui jaringan website kami, dan yang penting komisi tetap bisa Anda dapatkan!
Setiap saat Anda bisa memantau perolehan uang komisi di member area Anda.

Bagaimana bila tidak mempunyai website?
Tanpa keberadaan website, sebenarnya Anda tetap dapat mempromosikan produk kami dan mendapatkan komisi keuntungan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, misal posting ke iklan gratis, online classifieds. Kini sangat banyak web portal yang menyediakan media untuk mempromosikan produk dan Anda tinggal memposting link Anda pada portal tersebut. Jika pengunjung meng-klik link Anda dan melakukan transaksi pada website kami, maka otomatis Anda mendapatkan komisi per penjualan. Anda juga bisa membuat blog gratisan dengan menulis artikel disertai dengan link referral Anda. Atau Anda mempromosikan kepada rekan yang membutuhkan salah satu layanan kami, silahkan kirimkan link referral Anda kepadanya.

Siapa yang untung pada program afiliasi ini?
Semua akan menikmati keuntungan : Pelanggan mendapatkan produk,Anda sebagai Affiliate mendapatkan komisi, dan Kami mendapatkan penjualan.

Bagaimana cara kerja program afiliasi?

  1. Pada Member Area, pilih menu Affiliate. Setelah itu anda akan mendapatkan kode link unik, misal :http://member.desainweb.com/aff.php?aff=002
    (Catatan : Kode nomor “002″ tersebut hanya contoh. Kode nomor ID afiliasi Anda terlihat pada member area Anda masing-masing).
  2. Catat dan promosikan link affiliasi Anda tersebut untuk mereferensikan ke teman dan semua orang melalui banner, teks link, hover ads, email, signature dan lain-lain (selama tidak ada unsur SPAM atau abuse).
    Afiliasi Web Design

Bagaimana cara pembayaran komisi / bonus yang diperoleh?

Pembayaran akan kami transfer ke rekening bank Anda. Oleh karena itu, silahkan mengisi data bank Anda dengan langkah-langkah berikut :

  1. Login pada member area Anda dan pilih menu “Detail Data” (Profile)
  2. Silahkan update data pada “Bank & Rekening Anda”. Contoh sebagai berikut :
    Afiliasi Web Design

Bagaimana cara meminta penarikan komisi penghasilan ?

  1. Login pada member area Anda dan pilih menu “Afiliasi” (Affiliate)
  2. Silahkan klik tombol “Minta Penarikan Komisi” (tombol ini akan muncul otomatis apabila mencapai saldo penghasilan minimal Rp 200.000). Contoh sebagai berikut :
    Afiliasi Web Design

Mau dapetin uang sekarang juga?
Bergabung menjadi affiliate tidak diharuskan menjadi pelanggan dan tidak dikenakan biaya malah langsung kami kasih bonus deposit Rp 25.000. Wow

Belum menjadi member? Segera daftar sekarang juga, GRATISSS!! klik: http://manage.baliorange.net/aff.php?aff=1478
Hosting Indonesia