bagi teman-teman yang lg bingung nyari contoh tugas akhir itu kyak gimana...
nah, ini adalah tugas akhirQ dari Bab 1 sampai 3 yang bisa teman-teman lihat dan jadikan contoh untuk tugas Akhir....
~Smoga Bermanfaat~
ANALISIS
SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI MITRA NIAGA MANDIRI MAKASSAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan
ekonomi yang sangat pesat menyebabkan terjadinya persaingan yang kuat di dalam dunia usaha.
Beberapa sektor usaha yang ada mengalami banyak kendala dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya yang terkadang mematikan kegiatan usaha tersebut, oleh
karena itu dibutuhkan badan usaha yang
berperan untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur yang mengutamakan kesejahteraan bersama,
sehingga tercipta suatu tatanan hidup
yang selaras dengan UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 yang berbunyi
“Perekonomian disusun sebagai suatu usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Maka bentuk usaha yang sesuai
dengan itu adalah koperasi.
Banyak
di antara usaha koperasi yang tidak mampu meneruskan usahanya yang disebabkan oleh kurang baiknya
menganalisis dan tidak memiliki
kemampuan untuk mengembangkan usahanya dengan baik. Baik tidaknya koperasi tersebut dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dapat dilihat dari
pengurus dan pengelola koperasi tersebut didalam melaksanakan analisis yang ada pada koperasi.
Tujuan utama
koperasi adalah mengembangkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,
sesuai dengan tujuannya koperasi
diharapkan mampu menjadi sokoguru perekonomian Indonesia. Koperasi harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Salah
satunya dengan melakukan analisis laporan keuangan koperasi, yang diwujudkan
dalam laporan keuangan. Menurut PSAK No.27 bakwa koperasi bertujuan untuk mengatur
perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi antara koperasi dengan
anggotanya dan transaksi lain yang spesifik pada koperasi. Pernyataan ini mencakup
pengaturan mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dalam
laporan keuangan.
Secara
periodik perusahaan atau koperasi selalu mengeluarkan laporan keuangan yang
dibuat oleh bagian akuntansi dan dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
misalnya pemerintah, kreditor, pemilik
perusahaan, dan pihak menajemen, selanjutnya pihak-pihak tersebut akan
melakukan pengolahan data dengan
melakukan perhitungan lebih lanjut. Laporan keuangan berguna untuk mengetahui
hasil yang dicapai pada suatu periode akuntansi. Peran laporan keuangan sangat penting dalam mengukur
perkembangan koperasi yang meliputi kemajuan dan kelancaran koperasi tersebut.
Umumnya laporan keuangan koperasi
dibukukan dalam buku laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi yang
dibagikan kepada setiap anggota koperasi pada Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Laporan yang dibuat umumnya neraca, Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU), dan
laporan-laporan pendukung lainnya seperti laporan perincian piutang, laporan
permodalan Koperasi Mitra Niaga Mandiri Makassar dan besarnya Sisa Hasil Usaha
(SHU) yang diterima masing-masing anggota.
Laporan
keuangan yang telah dianalisis dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi
perubahan posisi keuangan dan hasil
operasi koperasi tersebut dalam meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Melalui analisis laporan keuangan dapat
diketahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada suatu periode. Hasil
analisis laporan keuangan juga menjadi
salah satu dasar dalam menentukan perencanaan pada periode yang akan
datang.
Salah
satu metode yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah dengan
menggunakan analisis sumber dan penggunaan modal kerja. Analisis tersebut
dibuat karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan,
kelancaran koperasi dan untuk mengetahui
kebehasilan pencapaian tujuan
koperasi. Hal ini disebabkan segala aktivitas koperasi tidak terlepas dari
permodalan.
Pada
umumnya dana diartikan sebagai kas (dan setara kas) atau modal kerja. Analisis
sumber dan penggunaan dana dalam pengertian modal kerja menggambarkan suatu
ringkasan sumber dan modal kerja dan perubahan unsur-unsur modal kerja yang
terjadi pada perusahaan atau koperasi selama periode tertentu.
Dengan
menggunakan teknik (alat) analisis sumber dan penggunaan dana ini, pengelola
perusahaan akan mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana dana tersebut
dibelanjakan. selain itu, kita juga
dapat memperoleh informasi mengenai sebab-sebab terjadinya surplus
(defisit) modal kerja selama periode tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan tentang permodalan. Hasil analisis ini dilaporkan
dalam laporan keuangan yang disebut laporan sumber dan penggunaan modal kerja.
Melalui laporan ini dapat diketahui bagaimana koperasi atau perusahaan
menggunakan dana yang dimilikinya.
Koperasi
Simpan Pinjam Mitra Niaga Mandiri Makassar
adalah Koperasi yang bergerak dalam bidang Simpan Pinjam yang mana proses pengelolaan
keuangannya sudah cukup modern dengan menggunakan sistem komputerisasi dan juga
sistem simpan pinjam yang cukup baik. Akan tetapi, Koperasi ini belum
menerapkan Analisis Sumber dan modal kerja dalam sistem usahanya sehingga
Penggunaan dana dalam pengoperasian usahanya tidak diperhitungkan secara baik
atau hanya menggunakan perkiraan dalam
penggunaan modal kerjanya. Selain itu, perusahaan juga tidak mengetahui
sebab-sebab terjadinya surplus (defisit) modal kerja selama periode tertentu, sehingga
Koperasi ini tidak melakukan perubahn-perubahan tertentu untuk mengatasi
terjadinya Penurunan modal kerja dan bagaimana mengetahui sumber-sumber dana
yang bisa mendatangkan keuntungan untuk meningkatkan modal kerja. Dan walaupun
perusahaan ini telah memiliki cabang di beberapa kabupaten, namun usahanya seperti
berjalan ditempat atau tidak tampak perkembangannya.
Dengan
demikian, Dengan menggunakan teknik (alat) analisis sumber dan penggunaan dana
ini, pengelola Koperasi akan mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana
dana tersebut dibelanjakan. selain itu, kita juga dapat memperoleh informasi mengenai
sebab-sebab terjadinya surplus (defisit) modal kerja selama periode tertentu,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang
permodalan. Hasil analisis ini dilaporkan dalam laporan keuangan yang disebut
laporan sumber dan penggunaan modal kerja. Melalui laporan ini dapat diketahui
bagaimana koperasi menggunakan dana yang
dimilikinya.
Hasil
analisis sumber dan penggunaan modal kerja yang dilaporkan dalam laporan tugas
akhir ini penulis dapatkan dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua
periode akuntansi. Dengan analisis ini dapat diketahui apakah analisis sumber
dan penggunaan modal kerja dari periode ke periode berikutnya mengalami
penurunan atau kenaikan dan apa penyebab
dari kenaikan dan penurunan tersebut.
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam
bentuk tugas akhir dengan judul “Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja
Pada Koperasi Mitra Niaga Mandiri Makassar”
B. Rumusan Masalah
Bagaimana
analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada Koperasi Mitra Niaga Mandiri
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
dari rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melakukan analisis sumber dan
penggunaan modal kerja pada Koperasi Mitra Niaga Mandiri Makassar?
D. Manfaat Penelitian
Adapun
manafaat penelitian ini adalah:
1.
Bagi Penulis
Dapat
menambah pengetahuan analisis laporan keuangan, mengetahui tentang perkoperasian termasuk sisa hasil usaha
koperasi serta mendapat pengalaman yang berguna untuk menyusun laporan tugas
akhir.
2.
Bagi Pihak Perusahaan
Dapat
berguna dalam menilai keberhasilan koperasi serta dapat dijadikan
pedoman
dalam menyusun rencana dan kebijakan yang ditetapkan untuk
perusahaan
di masa yang akan datang.
3.
Bagi Pihak Lain
Dapat
menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan bahan acuan atau
reverensi dalam
penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Modal Kerja
Pada
laporan tahunan perusahaan, modal kerja didefinisikan sebagai aktiva lancar
dikurangi kewajiban lancar. Jhon Fred Weston dan Thomas E.Copeland (1996 : 327)
menjelaskan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang
tunai, surat berharga, piutang dan persediaan, dikurangi dengan kewajiban
lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
Menurut Munawir S (1995 : 114), ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan ), yaitu:
Menurut Munawir S (1995 : 114), ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan ), yaitu:
1. Konsep
kuantitatif
Konsep
ini Menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan
perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan
jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini
menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar.
Konsep
ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai
para pemilik, hutang jangka pendek, sehingga dengan modal kerja yang besar
tidak apat mencerminkan tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang besar
juga. Bahkan menurut konsep ini dengan adanya modal kerja yang besar tidak
menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan
likuiditas perusahaan yang bersangkutan.
2. Konsep
Kualitatif
Konsep
ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, pengertian modal kerja dalam
konsep ini adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Definisi ini
bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih
besar dari hutang lancar dan menunjukkan pula tingkat keamanan bagi para kreditur
jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan
jaminan lainnya.
3. Konsep
Fungsional
Konsep
ini menitik beratkan pada fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan
pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana yang dimiliki
oleh perusahaan sepenuhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba, ada sebagian
dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang
akan datang. Misalnya bangunan, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap
lainnya.
Ada
2 konsep utama modal kerja menurut James C. Van Horn dan John M. Wachowicz, Jr.
(1997 : 214) yaitu :
1. Modal
Kerja Bersih, yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Konsep ini merupakan ukuran sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah
likuiditas.
2. Modal
Kerja Kotor, yaitu Investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti kas,
sekuritas, piutang, dan persediaan).
B. Jenis-jenis Modal Kerja
Modal
kerja merupakan kekayaan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan
kegiatan perusahaan sehari-hari. Modal kerja ini akan selalu berputar sedangkan
aktiva lancar yang umumnya akan menjadi uang kas dalam suatu periode akuntansi.
Menurut
W.B. Taylor (1995 : 61), jenis-jenis modal kerja dapat dibedakan menjadi dua
bentuk yaitu:
1. Modal
Kerja Permanen, yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk
dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara
terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
Modal Kerja Primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
a. Modal Kerja Normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
Modal Kerja Primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
a. Modal Kerja Normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2. Modal
Kerja Variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan sesuai
perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara:
a.
Modal Kerja Musiman, yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b.
Modal Kerja Siklis, yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan Karena fluktuasi konjungsi.
3. Modal
Kerja Darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan
buruh, banjir, perubahan ekonomi mendadak).
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja yang cukup memang sangat
penting bagi suatu perusahaan. Menurut Munawir S (1995 : 117) untuk menentukan
jumlah modal kerja yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan bukanlah hal yang
mudah. Karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a.
Sifat atau tipe dari perusahaan
1.
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa
relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja
perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi
yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Kebutuhan uang tunai untuk
membayar pegawainya maupun untuk membiayai operasinya dapat dipenuhi dari
penghasilan atau penerimaan-penerimaan saat itu juga, sedangkan piutang
biasanya dapat ditagih dalam waktu yang relatif pendek. Sifat dari perusahaan
jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian
besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya
kepada masyarakat.
Sedangkan untuk perusahaan industri, keadaan sangatlah ekstrim karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari.
Sedangkan untuk perusahaan industri, keadaan sangatlah ekstrim karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari.
2.
Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi
atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan barang tersebut.
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Karena semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu pokok persatuan barang untuk mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan.
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Karena semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu pokok persatuan barang untuk mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan.
b. Syarat
pembelian bahan atau barang dagang
Syarat pembelian
barang dagangan atau bahan dasar yang akan dibutuhkan untuk memproduksi barang
sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang
bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian yang
menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam
persediaan bahan atau barang dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas bahan
atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek
maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.
c.
Syarat penjualan
Semakin
lunak kredit yang digunakan oleh perusahaan kepada para pembeli akan
mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam
sektor piutang. Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus
diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil adanya piutang yang tidak
dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada pembeli,
karena dengan begitu pembeli akan tertarik untuk membayar hutangnya dalam
periode diskonto tersebut.
d.
Tingkat perputaran persediaan
Tingkat
perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam
arti dibeli atau dijual kembali. Semakin tingkat perputaran persediaan tersebut
maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan
dalam persediaan) semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang
tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan pekerjaan secara teratur
dan efisien. Selain itu semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan
semakin memperkecil resiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau
karena perubahan selera konsumen, disamping itu menghemat ongkos penyimpanan
dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
D. S Sumber Modal kerja
Pada
dasarnya, sumber modal kerja terdiri dari dua pokok, yaitu:
a. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen
yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan
lancar tanpa kesulitan keuangan, dan
b.
Jumlah modal kerja yang variabel yang
jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan diluar
aktivitas yang biasa.
Sumber-sumber modal kerja pada umumnya berasal dari:
Sumber-sumber modal kerja pada umumnya berasal dari:
1.
Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah
pendapatan yang nampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan
depresiasi dan amortisasi.
2.
Keuntungan dari penjualan surat-surat
berharga (investasi jangka pendek), dalam menganalisis sumber modal kerja yang
berasal dari keuntungan penjualan surat-surat berharga harus dipisahkan dengan
modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok perusahaan. Dari hasil
penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal
kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi kas.
3.
Penjualan aktiva tidak lancar, perubahan
aktiva tidak lancar menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya
modal kerja. Apabila hasil dari penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar
ini tidak digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan, akan menyebabkan
keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah modal kerja
yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan).
4.
Penjualan saham atau obligasi, Perusahaan
dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang guna memenuhi
kebutuhan modal kerjanya penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa
perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan
hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan (terlalu besar) disamping
menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva
lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
E. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan
modal kerja akan mengakibatkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva
lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak
selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki
oleh perusahaan. Penggunaan yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah
sebagai berikut :
1.
Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos
operasi perusahaan.
2.
Kerugian-kerugian yang diderita oleh
perusahaan karena adanya penjualan surat-surat berharga atau efek, maupun
kerugian insidentil lainnya.
3.
Adanya pembentukan dana atau pemisahan
aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang.
4.
Adanya penambahan atau pembelian aktiva
tetap, investasi jangka panjang atau aktiva lancar lainnya yang mengakibatkan
berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya hutang lancar yang berakibat
berkurangnya modal kerja.
5.
Pembayaran hutang-hutang jangka panjang
yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang lainnya,
serta penarikan atau pembelian kembali saham perusahaan yang beredar, atau
adanya penurunan hutang jangka panjang diimbangi dengan berkurangnya aktiva
lancar.
6.
Pengambilan
uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya.
Dengan kata lain adanya penurunan sektor modal yang diimbangi dengan
berkurangnya aktiva lancar atau bertambahnya hutang lancar dalam jumlah yang sama.
Disamping penggunaan aktiva lancar yang
mengakibatkan berkurangnya modal kerja tersebut, ada pula pemakaian aktiva
lancar yang tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah
aktiva lancarnya itu sendiri, yaitu penggunaan modal kerja atau aktiva lancar
yang hanya menyebabkan atau mengakibatkan berubahnya bentuk aktiva lancar
(modal tidak berubah), misalnya :
a)
Pembelian efek secara tunai.
b)
Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan
lainnya secara tunai.
c)
Perubahan suatu bentuk piutang kebentuk
piutang lainnya.
F.
Langkah-langkah
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Laporan tentang perubahan modal kerja akan
memberikan gambaran tentang bagaimana manajemen mengelola perputaran atau
sirkulasi modalnya. Laporan ini akan dapat memberikan jawaban atas berbagai
pertanyaan yang mungkin timbul baik dari pihak manajemen, para pemegang saham,
kreditur, maupun pihak-pihak lainnya.
Adapun
langkah-langkah dalam penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja
menurut Bambang Riyanto (1995:355) adalah sebagai berikut :
1. Menyusun
laporan perubahan modal kerja, laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing unsur modal
kerja antara dua titik waktu. Dengan laporan tersebut dapat diketahui adanya
kenaikan atau penurunan modal kerja dan besarnya perubahan modal kerja.
2. Mengelompokan perubahan-perubahan dari
unsur-unsur non current accaounts antara dua titik waktu tersebut kedalam
golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang
mempunyai efek memperkecil modal kerja.
3. Mengelompokan
unsur-unsur dalam laporan laba ditahan kedalam golongan yang perubahannya
mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek
memperkecil modal kerja.
4. Berdasarkan
informasi diatas dapatlah disusun laporan sumber-sumber dan penggunaan modal
kerja.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Variabel
Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu
variabel terikat dan empat variabel bebas.
a.
Variabel
Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Modal Kerja. Ada dua metode untuk menghitung besarnya modal kerja:
1. 

Metode saldo rata-rata:



penjualan bersih

Perputaran modal kerja

2. Metode
unsur-unsur biaya
PT. Toboali memproduksi radio sebanyak 200 unit/hari dan beroperasi selama 25 hari dalam sebulan.
Biaya produksi per unit produk radio sebagai berikut:
1.
Bahan
plastik & melamin Rp 2.000,-
2.
Bahan
tembaga Rp
500,-
3.
Upah
langsung Rp
750,-
Untuk pembelian bahan palstik diperlukan:
·
Uang
muka rata-rata 5 hari sebelumnya
·
Proses
produksi memerlukan waktu 7 hari
·
penyimpanan
3 hari
Untuk
proses produksi tembaga diperlukan:
·
proses
produksi memerlukan 7 hari
·
penyimpanan 3 hari
·
Biaya
administrasi perbulan Rp 200.000
·
Sediann
kas minimum Rp
100.000
Pertanyaan:
Berapa modal kerja yang dibutuhkan PT Toboali?
Jawab:
. Periode perputaran
Bahan plastik & melamin = 5 + 7 + 3 = 15 hari
bahan Tembaga =
7 + 3 = 10 hari
. Kebutuhan Modal kerja
Bahan plastik dan melamin
= 200 x Rp 2.000 x 15 hari = Rp 6.000.000
Bahan tembaga
= 200 x Rp 500 x 10 hari = Rp 1.000.000
Upah langsung
= 200 x Rp 750 x 10 hari = Rp 1.500.000
Biaya administrasi
= Rp 200.000
sediaan minimum kas =
Rp 100.000

b.
Variabel
Bebas (X)
Variabel independen dalam penelitian
ini terdiri dari:
1.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang segera dipenuhi. Perusahaan
dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mempunyai kemampuan untuk memenuhi
semua kewajibannya. Dan perusahaan dikatakan tidak likuid apabila perusahaan
tersebut tidak mampu membayar hutang jangka panjang ataupun jangka pendek.
a.
Current Ratio
Current
ratio adalah ukuran kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang yang harus
segera dipenuhi dengan aktiva lancar. Jika current ratio kurang dari 200% maka
perusahaan dikatakan kurang likuid.
b.
Quick Ratio
Quick
ratio adalah menunjukkan angka perbandingan antara aktiva lancar persediaan
dengan Hutang lancar. Tolok ukur untuk Quick ratio adalah 100%
2.
Rasio Solvabilitas
Rasio
Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya
baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
c.
Equity To Total Debt
Ratio
Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara modal
sendiri dengan total hutang. Hasilnya dinyatakan dengan prosentase.
d.
Total Assets To Debt
Ratio
Rasio ini menghitung berapa bagian dari keseluruhan dana
yang dibelanjai dengan hutang atau seberapa bagian dari aktiva yang dibelanjai
dengan hutang.
3.
Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan alat untuk mengukur laba yang
diperoleh dari modal yang digunakan untuk operasi perusahaan atau mengukur
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
a.
Rentabilitas Ekonomis
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri
dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan
dinyatakan dalam prosentase.
b.
Profit Margin
Yaitu perbandingan antara net operating income dengan net
sale. Profit Margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan
melihat kepada besar kecilnya laba usaha.
c.
Assets Turn Over
Yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu
periode tertentu. Assets turn over dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets dalam
satu periode tertentu.
d.
Rentabilitas Modal
Sendiri
Adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi
pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di lain pihak.
4.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mengalokasikan sumber
dananya.
a.
Total Assets Turn Over
Merupakan alat untuk mengukur kemampuan modal yang tertanam
dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan
modal yang di investasikan untuk menghasilkan revenue.
b.
Perputaran Piutang
Perputaran piutang adalah analisis untuk mengetahui berapa
kali piutang berputar dalam suatu periode tertentu melalui penjualan kredit.
c.
Perputaran Persediaan
Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran
persediaan berputar dalam satu periode tertentu atau likuiditas inventory dan
kecenderungan untuk over stock. Rasio ini juga menunjukkan berapa kali jumlah
persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Makin besar tingkat
inventory turn overnya maka semakin singkat barang tersimpan digudang.
B. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer yaitu berupa Laporan
Keuangan koperasi dan wawancara di
Kantor Koperasi Mitra Niaga Mandiri yang berada di Jl. BTP blok C No.32C.
C. Metode
Pengumpulan Data
Data
dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode Wawancara yaitu
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data melalui komunikasi langsung
dengan pihak Koperasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarsono. 2003. Manajemen
Koperasi Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Okta Marita. 2012. Sumber dan Penggunaan Modal
kerja. http://merytaocta.blogspot.com/2012/03/analisis-sumber-dan-penggunaan-modal diunduh
pada 25 Januari 2013.
Departemen Koperasi. 2002. Pedoman
Klasifikasi Koperasi. (Online)
http://www.depkop.go.id (diakses Januari 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tulis Komentar Anda!